Peran Taman Bacaan Merawat Pesisir Pantai

pesisir

Membicarakan tanah Papua, tentu saja pasti banyak yang menarik, apalagi jika membicarakan wisata bahari yang ada di Papua. Akan betah dan ingin berlama jika berada di sana, karena keindahannya dan keasriannya, selain itu juga flora dan fauna dengan berbagai keunikannya. 

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kasih terletak di pinggir jalan Trans-Papua yang menghubungkan Kota Jayapura ke Kabupaten Keerom, tepatnya di Kampung Biak, kawasan Kota Jayapura, Distrik Abepura, Kelurahan Abepantai yang terletak di ujung timur Provinsi Papua.

Sesuai dengan namanya, kawasan Abepantai. Ya, TBM Kasih tidak jauh dari pesisir pantai, cukup berjalan sekitar 5 menit langsung sampai di pesisir pantai. Tempat di mana mereka banyak menghabiskan berkegiatan; belajar dan bermain di pesisir pantai.

Pesisir pantai yang kerap mereka jamah, sebagai ruang bermain dan belajar kepada warga, khususnya anak-anak. Wilayah bagian itu, kehidupan dan keseharian masyarakat asli pribumi, secara administrasi kehidupan leluhur sudah menjadi warisan. Mereka banyak mencari nafkah sebagai nelayan. Beragam  jenis  ikan, udang, kepiting, dan lainnya. Begitu juga di darat berbagai jenis beragam endemik flora dan fauna.

pesisir
Rumah penduduk di pesisir Abepantai / Foto: Ipul Sae

Secara tidak langsung generasi penerus, yakni anak-anak semakin bertambah untuk mendampingi orang tua mereka karena melihat aktivitas keseharian. Rumah-rumah panggung yang menganjur ke laut tersebut, menjadi suatu yang khas di daerah Abepantai tersebut. Kebanyakan dari warganya, memanfaatkan fasilitas air laut untuk sekadar mandi, dan mencuci piring, itu pun tidak menggunakan kandungan kimia. 

Dari suatu dermaga di sana, yang lokasinya dekat dengan Taman Bacaan Kasih. Ada sebuah ruang terbuka yang menganjur ke laut untuk menjadi tempat belajar anak-anak di sana. Selain dari membawa buku bahan bacaan untuk anak-anak dari para relawan Taman Bacaan Kasih yang didirikan oleh Ibu Sri pada tahun 2019 lalu. Para relawan kerap mengajari anak-anak di sekitar pantai untuk menjaga dan merawat laut.

pesisir
Setelah kegiatan bersih-bersih pantai / Foto: Ipul Sae

Setiap beres kegiatan belajar, para relawan dari Taman Bacaan Kasih mengajak anak-anak untuk bersih-bersih pesisir pantai “STOP KOTORI TONG BUMI CENDRAWASIH” begitu tulisan yang tertera di spanduk. 

Mengajari anak-anak di pesisir pantai tentang menjaga dan merawat lingkungan sekitarnya, adalah sebuah bekal untuk tumbuh hingga mereka dewasa nanti. Nah, yang lebih serunya lagi, selain adanya bersih-bersih tersebut, mereka juga diajak penanaman pohon dan harus menjaganya seiring anak-anak tumbuh dewasa. 

Peran Taman Bacaan Kasih di lingkungan sekitarnya menjadi tempat pusat pembelajaran sepanjang hayat yang pas, bagaimana cara mengelola lingkungan yang baik dan turut serta menyadartahukan kepada masyarakat sekitar pesisir pantai.

pesisir
Kegiatan belajar / Foto: Ipul Sae

Sore itu angin laut begitu menyejukan diiringi oleh suara anak-anak yang penuh semangat. Langkah mereka membekas di pasir. Mereka berlari menuju wahana belajar di luar sekolah mereka. Buku-buku yang berada di meja panjang itu hampir tandas dibaca mereka. Kebanyakan buku khusus untuk anak-anak. 

Jarak beberapa langkah yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka belajar, banyak sorot mata mace yang memperhatikan anak-anaknya. Mereka senang sekali. Anak-anak mereka belajar menggali ilmu di sana. Para mace pun jika ada kegiatan tentunya support sekali jika ada bersih-bersih di sekitaran pantai. 

pesisir
Penanaman pohon / Foto: Ipul Sae

Semburat jingga sore itu terbentang indah sekali di atas laut tanah papua. Begitu pun dengan anak-anak yang penuh semangat dan para relawan dari Taman Bacaan Kasih membereskan kegiatan belajar sore itu, karena hari sudah mau mulai gelap. “Kakak besok mengajar tong apa lagi kah?” kata salah satu anak dengan mata berbinar.

Baca juga: Kejahatan Korupsi di Tanah Lingkungan Papua

Editor: J. F. Sofyan

Foto Thumbnail: Ipul Sae

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan