Mengasah Kepekaan Jiwa, Menjaga Laut Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km², atau lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km²).

Kabupaten Banyuwangi juga merupakan sentra penghasil ikan laut. Produksi perikanan dari perairan umum di kabupaten ini berjumlah 195.699 ton. Sebagai negara kepulauan, Kabupaten Banyuwangi memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional dari sektor kelautan perikanan serta pariwisata.

Menghadapi dinamika dunia, pemerintah Kabupaten Banyuwangi memerlukan pengelolaan yang tepat agar optimalisasi sumber daya dapat terwujud dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

Potensi perikanan tangkap di pesisir Banyuwangi berupaya dioptimalkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi melalui kegiatan peningkatan kapasitas nelayan, peningkatan sarana dan prasarana produksi nelayan kecil, peningkatan pembudidayaan ikan kecil, peningkatan sarana dan prasarana pembudidayaan ikan kecil, peningkatan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha perikanan, dan fasilitas sarana prasarana pelaku usaha perikanan.

Selain optimalisasi potensi di bidang perikanan tangkap pemerintah kabupaten Banyuwangi juga melakukan transplantasi terumbu karang di Bangsring sebagai usaha mempertahankan dan mengembangkan kelestarian sumber daya alam serta ekosistem pesisir dan laut.

Sumber daya alam pesisir memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pariwisata. Pariwisata adalah penggunaan sumber daya alam berdasarkan manfaat alam daripada kepuasan. Destinasi wisata paling produktif di perairan dangkal yang banyak dikunjungi wisatawan adalah ekosistem terumbu karang.

Ekosistem ini menawarkan keindahan dan keunikan tersendiri, sehingga diving dan snorkeling langsung terlintas di pikiran karena berkaitan dengan terumbu karang, selain itu terumbu karang juga bermanfaat untuk wisata pantai, kapal pesiar, yacht, pemancingan dan olahraga air lainnya.

Strategi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mengubah mindset masyarakat merupakan salah satu terobosan dalam pengelolaan ekosistem mangrove dan terumbu karang di wilayah kabupaten Banyuwangi.

Perubahan perilaku masyarakat pesisir oleh karena pengembangan pariwisata, merubah mindset masyarakat pesisir dari pengebom ikan untuk memperoleh keuntungan sementara menjadi pelestari biota laut untuk medapatkan keuntungan yang berkelanjutan.

Dari pengambil terumbu karang menjadi pemandu wisata sehingga selalu dibanjiri ribuan wisatawan merupakan strategi yang dinilai sangat tepat dalam menjaga ekosistem tersebut. Perubahan perilaku mindset masyarakat, mereka dapat bergiat jika ada timbal balik yang diperoleh.

Bangsring Underwater merupakan salah satu destinasi ekowisata konservasi terumbu karang dan ikan. Destinasi wisata ini diinisiasi serta dikelola oleh sekelompok nelayan lokal. Wisatawan yang berkunjung di Bangsring dapat bermain di pinggir pantai saja atau mengunjungi rumah apung untuk mencoba snorkeling atau latihan diving.

Wisatawan diwajibkan membeli tiket sebelum menikmati fasilitas yang ada disana sehingga untuk mencoba snorkeling, wisatawan harus menuju ke rumah apung terlebih dahulu dengan menggunakan perahu dengan cara sewa yang di sediakan oleh pengelola karena letaknya yang berada di tengah laut. Selain itu pegelola juga menyediakan alat-alat yang digunakan untuk snorkling, maupun diving beserta pemandu bagi wisatawan yang belum berpengalaman.

Tidak hanya memberikan pengalaman wisata yang menyenangkan, ekowisata bahari di Banyuwangi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Wisata ini dapat menjadi sumber penghasilan baru bagi mereka yang tinggal di sekitar kawasan pesisir, sekaligus mengedukasi mereka tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan laut.

Wisatawan, kita juga dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan laut dengan tidak membuang sampah di laut, tidak mengambil atau merusak terumbu karang, dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku di kawasan wisata bahari Banyuwangi. Dengan begitu, kita dapat menikmati keindahan alam bahari Banyuwangi sambil turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan laut.***

Baca juga: Menikmati Sembari Berkontribusi Untuk Laut

Editor: J. F. Sofyan

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Penerapan Kampung Ikan Berbasis Teknologi Hatchery dalam Optimalisasi Percepatan Kemandirian Pangan Perikanan Nasional

Salah satu kisah sukses teknologi hatchery adalah hatchery skala rumah tangga (HSRT) yang terdapat dibagian utara Bali.

Teknologi ini dikembangkan oleh Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali dan dengan pesat diterapkan oleh nelayan – nelayan setempat yang awalnya ingin mengadakan diversifikasi usaha dari perikanan budidaya secara tradisional ke perikanan budidaya skala industri seperti tambak dan keramba jaring apung.

Tanggapan