Ekspedisi Pembela Lautan 2019: Terumbu Karang Spermonde Rusak Akibat Bom dan Bius

Gugusan kepulauan spermonde yang kaya akan sumberdaya  laut, namun kini  semakin rusak akibat maraknya  praktek penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.

Peta Kep. Spermonde
Peta Kep. Spermonde

Dari udara, jika memasuki wilayah perairan Makassar, Sulawesi Selatan, akan terlihat gugusan pulau berjejer.  Membentang sepanjang Selat Makassar di sebelah barat daya kota Makassar.

Beberapa diantara pulau ini  sangat populer  antara lain Pulau Samalona, Kodingareng keke, Barrang Lompo dan Lanyukang. Gugusan pulau ini dikenal dengan nama Spermonde, masyarakat lokal menyebut “Sangkarang”

Pulau Samalona yang menjadi salah satu destinasi wisata bahari di Kepulauan Spermonde, Makassar

Gugusan pulau karang ini berjumlah 121 pulau, tersebar mulai dari Kabupaten Takalar  hingga Kabupaten Barru. Nama Spermonde diberikan orang-orang Belanda, yang berasal dari kata sperm (sperma), karena dari udara pulau-pulau ini terlihat seperti pergerakan sperma yang berjejer.

Pulau yang masuk wilayah administrasi kota  makassar terdiri dari 12 pulau dan telah menjadi satu kecamatan tersendiri yakni Kecamatan Sangkarang.

spermonde
Keanekaragaman jenis Terumbu Karang Spermonde

Kepulauan Spermonde masuk dalam kawasan segi tiga karang dunia (coral triangle), memiliki tingkat keanekaragaman karang hidup yang cukup tinggi.

Terdapat 78 genera dan sub genera, dengan total spesies 262 karang.  Tidak heran, Spermonde menjadi tujuan wisata bahari minat khusus yakni menyelam.

Terdapat beberapa spot diving yang tersebar dibeberapa pulau  yang sering di selami  oleh para penyelam seperti pulau Samalona dan pulau Kodingareng Keke.

Pulau-pulau tersebut sangat indah dengan pasir putihnya, ditambah juga mudah di akses dan  jaraknya tidak jauh dari  pesisir pantai Kota Makassar.

Aktifitas nelayan Kepulauan Spermonde

Sebagai surga bagi para penyelam, spermonde juga menjadi sumber mata pencaharian masyarakat yang tingal di pulau.  Suplai ikan untuk berbagai kawasan makassar dan sekitarnya berasal dari kawasan laut ini.

Permintaan pasar yang tinggi sehingga berbagai cara eksploitasi sumberdaya laut pun dilakukan oleh nelayan. Marak dengan cara tidak ramah lingkungan, seperti pemboman dan pembiusan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil banyak dalam waktu cepat.

Aktifitas  ini terjadi disetiap pulau sehingga menyebabkan kondisi terumbu karang spermonde semakin terdegradasi.

Data Status terumbu karang Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, 2018 untuk wilayah Spermonde Makassar menunjukan bahwa dari 14 site pemantauan, 10 dalam kategori jelek dan sisanya kategori cukup dengan tingkat pemulihanya rendah.

Karang bekas bom dan bius di Kepulauan Spermonde

Sebagai orang yang hampir setiap minggu menyelam di perairan Makassar, juga menjumpai  bahwa praktek Destructive  fishing masih terus terjadi dan bahkan semakin intens.

Setiap  saya menyelam masih saja terdengar bunyi bom yang entah dari mana sumbernya.  Saat menyelam di spot atlantis garden di Pulau kodingareng keke, menjumpai sebuah bongkahan karang besar  hancur yang saya duga karena di bom.

Di pulau Barrang Caddi, saya melihat karang-karang yang utuh namun sudah mati karena  pengunaan racun sianida dan potasium untuk menangkap ikan dengan cara di bius.

Dalam dosis tertentu penggunaan sianida dan potasium ini justru dapat mematikan ikan dan menghancurkan terumbu karang dalam skala besar.

Karang bekas bom dan bius di Kepulauan Spermonde

Masalah lain yang dihadapi kawasan laut spermonde adalah terjadi sedimentasi di beberapa pulau yang dekat daratan dan banyak limbah sampah rumah tangga yang membuat  laut menjadi kotor dan keruh sehingga berdampak pada  keberlangsungan hidup terumbu karang.

Seperti itulah gambaran kondisi Pulau-pulau yang ada di wilayah Kota Makassar saat ini.

Ekosistem Terumbu karang sudah lama terancam keberadaanya akibat  masih maraknya praktek Destructive  fishing. Semakin di perparah oleh  sedimentasi dan sampah rumah tangga.

Tentunya dipelukan upaya proaktif dari berbagai stakeholder  untuk mengatasi hal ini agar ekosistem terumbu karang spermonde tetap terjaga. Mari kita bersama-sama selamatkan terumbu karang spermonde.***

Baca juga: Ekspedisi Pembela Lautan 2019: Cerita dari Pesisir Losari

Editor : Annisa Dian Ndari

Artikel Terkait

Persaingan Nelayan Versus Perusahaan Perikanan Raksasa

Pada September 2022, laporan Greenpeace Asia Timur berjudul “Fake My Catch – the unreliable traceability in our tuna cans” menemukan bahwa kapal-kapal perikanan Taiwan yang memasok hasil tangkapan ke merek makanan laut Amerika Serikat, Bumble Bee, melalui perusahaan pengolah tuna, Fong Chun Formosa (FCF), diduga melakukan penangkapan ikan ilegal dan pelanggaran hak asasi manusia dalam rantai produksinya.

Tanggapan